Senin, Maret 01, 2010

Ketegasan untuk seorang pemimpi

Katakan padaku sekali saja, jawab saja, dan aku juga inginkan kamu membutuhkan waktu yang lama sekali untuk menguraikan jelas jawabanmu. Sehingga aku punya alasan waktu bersamamu. Romantisme hubungan kita, ya derita waktumu menunggu, kepedihan waktumu dalam monolog mengartikan kata singkatku atau sikapku yang lalu sepintas. Segala kebaikan punya tempat dalam waktunya sendiri dan takkan terhapus oleh pahit di waktu yang lain. Kamu membuat aku menerti bagian hidupku, yang terwujud menjelma bagai siluman yang bersikap memperdaya, kamu melukiskannya di hatiku dan usai itu kamu terbang menjauh dari aku, tetapi kamu isyaratkan ajakmu dengan senyuman dan tengokmu serta tatapan membuang tertinggal di kelopak mataku.

Kini aku membayangkan sosokmu dari belakang saat kamu pergi terbang dari aku. Aku punya harapan waktu untuk bersamamu lebih lama disaat kamu datang nanti. Aku punya rencana untuk membawamu dan tinggal selamanya dengan diriku, mengisi atma lukisanmu dihatiku sehingga hidup dan selalu menyerta dalam hari-hari baik dan pahit yang menjelang.

Ya, aku punya rencana itu, meskipun janji kita hari ini hanya untuk bertemu sesaat dan kamu akan pergi lagi, ya, janji hari ini adalah sebuah ketegasan dan seharusnya tanpa harapan lebih. Tetapi tidak lah aku menuainya secara berlebih dalam waktu yang akan dijalani ditemu kita.

Namun banyangan yang aku tuai di dunia nyata ini baru aku sadari itu pertemuan dalam mimpiku, saat kamu melukiskan dan terbang dan tersenyum, dan telah lama aku menanti di tempat ini untuk bertemu denganmu seperti janji kita. Aku beranjak lagi, dengan berat aku tinggalkan tempat janjian kita, dan bergegas tidur. Tapi tiba-tiba.

Kamu menelponku dan meminta maaf tak bisa datang dan baru bisa memberi tahu. Ibumu memintamu mencari adikmu yang belum pulang hingga sore, padahal kamu sudah berdandan untuk bertemu aku. Tapi, aku telah memafkanmu karena dihatiku kamu melukis senyum sebesar seluruh hatiku, dan aku tak punya tempat lagi meletakkan marahku.

Kamu menawarkan padaku janji di esok hari dan sekaligus menawarkan waktu yang lebih lama bisa bersamamu untuk menebus kealpaanmu. Tentu saja aku senang dan aku mengiyakan saja dengan setulus hatiku sungguh aku begitu bahagia. Kamu tutup telponmu dan aku bangun dari tidurku dikesunyuian siang.

Tidak ada komentar: