Senin, Maret 01, 2010

Trade Related Investment Measures (TRIMs)



A.    Pekembangan Perjanjian TRIMs dalam Konfenrensi Tingkat Tinggi WTO

Setelah Perundingan liberalisasi perdagangan ke-delapan di Uruguay menetapkan berdirinya WTO, pertemuan-pertemuan lanjutan di langsungkan para anggotanya (WTO Ministerial Conference). Pertemuan-pertemuan tersebut adalah :

1.      Pertemuan Tingkat Tinggi Singapura 1996

Diselenggarakan di Singapura pada 9-13 Desember 1996. Sebagai pertemuan pertama membahas masalah-masalah yang terkait dengan pekerjaan WTO, dan masalah implementasi dari berbagai perjanjian dibawah kerangka WTO.
Pembahasan juga masalah penanaman modal yang termuat dalam Ministerial Declaration, terkandung lima hal sebagai berikut

  1. Sepakat dan mengakui dua bidang sebgai agenda yang menyatu untuk bahan pembahasan di masa mendatang, dua bidang tersenut adalah penanaman modal dan persaingan (The Singapore Issue).
  2. Membentuk dua kelompok kerja (Working Group)yaitu yang engkaji hubungan antara perdagangan dan penanaman modal dan yang mengkaji masalah-masalah yang diangkat oleh Negara-negara anggota mengenai interaksi antara pedagang dan kebijakan kompetisi, termasuk praktik-praktik anti-kompetisi guna mengidentifikasi hal-hal yang akan dibahas di masa mendatang.
  3. Bekerjasama dengan lembaga-lembaga lain  yang terkait penanaman modal dalam upaya mencari rumusan yang tepat untuk mengatur perdagangan dan penanaman modal.
  4. Pembangungan di Negara berkembang sebagai pertimbangan perhatian dalam substansi aturan-aturan penanaman modal.
  5. Hasil kerja dua kelompok kerja tersebut akan ditinjau dalam dua tahun untuk menentukan tindak lanjut keduanya.


2.      Pertemuan Tingkat Tinggi Jenewa 1998

Diselenggarkan di Jenewa pada 18-20 Mei 1998. Pertemuan ini tidak menghasilkan hal-hal baru dan konkret. Sebagian besar hanya berupa komitmen-komitmen anggota mengenai pentingnya sistem perdagangan multirateral yang terbuka.

3.      Pertemuan Tingkat Tinggi Seatle 1999

Belangsung di Seatle, USA pada 30 November dan 3 Desember 1999. Namun pertemuan ini gagal karena penolakan keras dari para aktivis khususnya LSM internasional  yang menilai WTO sebagi badan Negara maju, dan WTO sama sekali tidak membantu kedudukan Negara berkembang dan Negara miskin, WTO tidak demokratis, merugikan petani, merusak lingkingan dan tidak pro-kerja.

4.      Pertemuan Tingkat Tinggi Doha 2001

Menghasilkan beberapa keputusan berupa deklarasi. Dan salah satu yang penting di bidang penanaman modal adalah diakuinya kembali hubungan erat antara perdagangan dan penanaman modal. deklarasi ini memerintahkan working group untuk memfokuskan diri guna mengklarifikasi ruang lingkup dan definisi mengenai pokok bahasan TRIMs, prinsip transparasi, prinsip nondiskriminasi, cara-cara untuk mempersiapkan komimen-komitmen dari hasil negoisasi, ketentuan mengenai pembangunan, pengecualian dan tindakan penyelamat neaca pembayaran, konsultasi dan penyelesaian sengketa.

Hasil pertemuan ini secara eksplisit menekankan isu pembangunan dalam keputusanya, sehingga disebut sebagai The Doha Development Agenda. Deklarasi juga menekankan perlunya kerjasama internasional untuk negarasedang berkembang atau Negara kurang mampu dan pertingnya koordinasi dengan organisasi internasional lainya.

5.      Pertemuan Tingkat Tinggi Cancun 2003

Diselenggarakan di Cancun, Mexiko, pada 10-14 September 2003. Tujuan pertemuan ini untuk melihat sampai seberapa jauh kemajuan yang telah dicapai dalam perundingan dan pekerjaan berdasarkan The Doha Development Agenda. Namun pertemuan berakhir tanpa konsensus.

B.     Arti Penting TRIMs

Arti Penting TRIMs dapat dilihat dari hasil Perundingan Uruguay. Yaitu :

1)  Dimasukanya penanaman modal dalam perjanjian WTO adalah hal baru dan mendasar karena sebelumnya belum ada perjanjian yang memuat penanaman modal yang dikaitkan dengan perdagangan. Sehingga memperkuat asumsi dan kenyataan bahwa terdapat hubungan erat antara perdagangan dan penanaman modal.
2)   Perundingan mengenai penanaman modal menciptakan lembaga baru yaitu WTO dengan badan khusunya Committee on TRIMs yang bertugas mengawasi dan menjamin liberalisasi penanaman midal asing secara langsung (Foreign Direct Investment / FDI) WTO berperan sebagai yang memiliki prosedur penyelesaian sengketa bila salah satu anggotanya melanggar perjanjian TRIMs atau komitmen di bidang penanaman modalnya.
3)      Perjanjian  TRIMs memberikan sumbangan penting terhadap pembangunan hukum internasionalnya khususnya dalah bidang penanaman modal.
4)      Perjanjian TRIMs membantu Negara anggita untuk lebih transparan dalam kebijakan hukum penanaman modalnya.
5)      Diberikan jangka waktu transisi untuk menunjukan bahwa WTO mempertimbangkan kedudukan Negara-negara berkembang dan miskin dalam pelaksanaan perjanjian TRIMs
6)      Dimasukannya prosedur penyelesaian sengketa dalam perjanjian TRIMs merupakan suatu perkembangan baru dalam hukumperdagangan internasional.

C.    Implikasi Perjanjian TRIMs di Negara Berkembang
Implikasi negatif misalnya, dalam adanya larangan persyaratan kandungan lokal dan persyaratanneraca perdagangan telah memaksa Negara berkembang untuk secara bertahap memberhentikan pencantumn persyaratan terhadap penanaman modal asing untuk menggunakan komponen lokal. Sementara hal ini justru yang bisanya digunakan oleh Negara berkembang ubtuk memajukan industry dalam negeri dan pembangunan ekonominya.
Implikasi lainya adalah bahwa perjanjian ini membatasi kewenangan control Negara tuan rumah terhadap penanaman modal secara langsung. Dan kewjiban notifikasi tidklah mudah bagi Negara-negara berkembang.
Guna mengurangi implikasi-implikasi tersebut, Mashayekhi dan Gibbs, merekomendasikan Negara-negara berkembang sebagai berikut :
1.      Berupaya lebih keras memasukan inisiatif secara teknis tentang keinginan dan usulan Negara-negara sedang berkembang dalam agenda perundingan mengenai TRIMs.
2.      Negara-negara sedang berkembang harus giat membentuk blok-blok atau aliansi ataranya.
3.      Lebih proaktif memberikan usulan tandingan atau proposal terhadap usulan atau proposal negara maju

Tidak ada komentar: